Kondisi Geografis
Kota Banjar merupakan daerah dataran dengan luas wilayah mencapai 131,97 km2 dan berada pada ketinggian antara 20 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) serta beriklim tropis. Sebagian besar wilayah Kota Banjar berada pada ketinggian kurang dari 100 mdpl yaitu mencapai 87,10 persen dan sisanya sebesar 12,90 persen berada di ketinggian 100-500 mdpl. Kecamatan yang wilayahnya berada di ketinggian 100 hingga 500 mdpl diantaranya Kecamatan Pataruman yaitu seluas 11,83 km2 atau sekitar 21,89 persen dari luas wilayah kecamatan tersebut. Sedangkan kecamatan yang seluruh permukaan wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 25 mdpl adalah Kecamatan Langensari sehingga sangat cocok sebagai daerah basis pertanian dengan irigasi teknis yang memadai.
Tingkat kesuburan tanah di wilayah Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur tanah sebagian besar halus dengan jenis tanah alufial kecuali Kecamatan Langensari yang selain memiliki jenis tanah alufial juga berjenis tanah podsonik merah kuning walaupun tidak mem pengaruhi tingkat kesuburannya.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjar, pada Tahun 2010 tercatat rata-rata curah hujan dalam setahun mencapai 408,4 milimeter. Curah hujan pada tahun 2010 secara umum menunjukkan peningkatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2009, yang mencapai rata-rata 235,7mm. Intensitas curah hujan di Kota Banjar sepanjang tahun 2010 terlihat bahwa curah hujan di wilayah ini tinggi yang terjadi bulan Januari dan berangsur menurun pada pertengahan tahun 2010, sementara bulan Desember merupakan puncaknya yang mencapai angka 574mm.
Tingginya intensitas curah hujan sangat membantu usaha sektor pertanian yang mengandalkan ketersediaan air yang cukup untuk menanam padi dan palawija, serta tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan).
Produksi usaha pertanian di Kota Banjar selama periode 2009-2010 yang mengalami pertum-buhan yang positif menunjukkan bahwa faktor intensitas hujan yang tinggi dan merata mampu menyelamatkan lahan pertanian dari kekeringan dan menjadi lahan yang tidur.
Walaupun demikian, curah hujan yang tinggi ternyata menjadi dilema pula bagi sebagian masya-rakat Kota Banjar yang tinggal di lereng-lereng perbukitan dan sepanjang aliran Sungai Citanduy. Mereka senantiasa didera rasa was-was karena bencana longsor dapat mengintai setiap saat dan sulit diduga.
Oleh karena itu, upaya preventif selayaknya terus dilakukan untuk menghindari kejadian bencana yang lebih besar dan merugikan. Salah satunya adalah memberikan informasi yang cukup pada masyarakat tentang titik-titik wilayah rawan bencana dan ketersediaan lembaga tanggap bencana di tiap-tiap desa/kelurahan mutlak pula diperlukan.
Sebagai daerah perlintasan arus barang dan manusia antar provinsi di selatan Pulau Jawa, wilayah geografis Kota Banjar memiliki peran strategis bagi kelancaran pasokan barang dari dan ke berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, setiap hari jalan-jalan di Kota Banjar senantiasa dilintasi oleh kendaraan pengangkut komoditas barang dan jasa, sekaligus pula arus mobilitas manusia antar wilayah.
Sehingga perlu dijaga dan diupayakan secara terus-menerus agar Kota Banjar senantiasa menjadi wilayah yang nyaman dan aman bagi semua penduduk yang melintas maupun berniat singgah di Kota Banjar.
Kondisi alamnya yang masih asri, seperti adanya rest area dan ditunjang wisata lainnnya yang dikelola dengan baik tentunya akan sangat menarik minat pendatang untuk tidak hanya sekedar melintas, tetapi ikut pula menikmati potensi pariwisata yang sangat mungkin akan cepat berkembang di Kota Banjar.
Tingkat kesuburan tanah di wilayah Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur tanah sebagian besar halus dengan jenis tanah alufial kecuali Kecamatan Langensari yang selain memiliki jenis tanah alufial juga berjenis tanah podsonik merah kuning walaupun tidak mem pengaruhi tingkat kesuburannya.
Wilayah Kota Banjar terletak di antara 07019’ – 07026’ Lintang Selatan dan 108026’ – 108040’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, sedangkan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis, Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjar, pada Tahun 2010 tercatat rata-rata curah hujan dalam setahun mencapai 408,4 milimeter. Curah hujan pada tahun 2010 secara umum menunjukkan peningkatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2009, yang mencapai rata-rata 235,7mm. Intensitas curah hujan di Kota Banjar sepanjang tahun 2010 terlihat bahwa curah hujan di wilayah ini tinggi yang terjadi bulan Januari dan berangsur menurun pada pertengahan tahun 2010, sementara bulan Desember merupakan puncaknya yang mencapai angka 574mm.
Tingginya intensitas curah hujan sangat membantu usaha sektor pertanian yang mengandalkan ketersediaan air yang cukup untuk menanam padi dan palawija, serta tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan).
Produksi usaha pertanian di Kota Banjar selama periode 2009-2010 yang mengalami pertum-buhan yang positif menunjukkan bahwa faktor intensitas hujan yang tinggi dan merata mampu menyelamatkan lahan pertanian dari kekeringan dan menjadi lahan yang tidur.
Walaupun demikian, curah hujan yang tinggi ternyata menjadi dilema pula bagi sebagian masya-rakat Kota Banjar yang tinggal di lereng-lereng perbukitan dan sepanjang aliran Sungai Citanduy. Mereka senantiasa didera rasa was-was karena bencana longsor dapat mengintai setiap saat dan sulit diduga.
Oleh karena itu, upaya preventif selayaknya terus dilakukan untuk menghindari kejadian bencana yang lebih besar dan merugikan. Salah satunya adalah memberikan informasi yang cukup pada masyarakat tentang titik-titik wilayah rawan bencana dan ketersediaan lembaga tanggap bencana di tiap-tiap desa/kelurahan mutlak pula diperlukan.
Sebagai daerah perlintasan arus barang dan manusia antar provinsi di selatan Pulau Jawa, wilayah geografis Kota Banjar memiliki peran strategis bagi kelancaran pasokan barang dari dan ke berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, setiap hari jalan-jalan di Kota Banjar senantiasa dilintasi oleh kendaraan pengangkut komoditas barang dan jasa, sekaligus pula arus mobilitas manusia antar wilayah.
Sehingga perlu dijaga dan diupayakan secara terus-menerus agar Kota Banjar senantiasa menjadi wilayah yang nyaman dan aman bagi semua penduduk yang melintas maupun berniat singgah di Kota Banjar.
Kondisi alamnya yang masih asri, seperti adanya rest area dan ditunjang wisata lainnnya yang dikelola dengan baik tentunya akan sangat menarik minat pendatang untuk tidak hanya sekedar melintas, tetapi ikut pula menikmati potensi pariwisata yang sangat mungkin akan cepat berkembang di Kota Banjar.
0 komentar:
Posting Komentar